Partai Banteng Megawati

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung tentang karikatur yang menunjukkan partainya dikeroyok banyak partai.

Megawati mengungkapkan dirinya merasa ironis, tetapi juga diiringi dengan kebanggaan karena walaupun sendirian, menurutnya partai berlogo banteng ini tetaplah keren.

Hal ini dia sampaikan kala menghadiri acara Peluncuran & Diksusi Buku “Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis” yang ditulis oleh Todung Mulya Lubis, di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, pada Kamis (12/12/2024).

“Ada tuh gambar karikatur banteng gitu kan. Dikeroyok berapa partai gitu kan. Antara ironis saya merasakan, tapi juga bangga. Sendirian masih keren,” katanya.

Sebagai informasi, dalam Pilkada Jakarta 2024, PDIP menjadi satu-satunya partai yang mengusung pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno.

Kemudian, di wilayah Jawa Tengah pun PDIP menjadi satu-satunya partai pengusung untuk pasangan calon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.

Kendati kalah di Jawa Tengah, namun dari sisi persentase, raihan suara yang diperoleh pasangan yang diusung PDIP, Andika-Hendrar, memperoleh suara sekitar 40%. Jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan capaian PDIP di Pemilihan Legislatif alias Pileg 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung karikatur yang menunjukkan banteng dikeroyok banyak partai. Presiden kelima ini merasa ironis dengan hal itu. Namun, di sisi lain, ia merasa bangga.

"Ada toh gambar karikatur banteng dikeroyok banyak partai. Antara ironis dan bangga," kata Megawati dalam peluncuran dan diskusi buku 'Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis' di Jakarta pada Kamis, 12 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Megawati merasa bangga dengan keadaan PDIP sekarang. Meski sendiri, menurut dia, partai banteng masih terlihat keren.

Pada pilkada 2024, PDIP bertarung tanpa berkoalisi di sejumlah daerah. Di pilkada Jakarta, misalnya, PDIP menjadi satu-satunya partai yang mengusung pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno. Di Jawa Tengah pun PDIP menjadi satu-satunya partai pengusung untuk pasangan calon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.

Selain itu, Megawati Soekarnoputri juga menyinggung pemilihan presiden atau pilpres 2024. Ia menilai pilpres 2024 merupakan pesta demokrasi yang cacat. Menurut Megawati, Mahkamah Konstitusi (MK) tidak bertaji dalam pilpres 2024.

"Pilpres yang sebenarnya sudah cacat. Saya, kan, bilang MK saya yang bikin, kok jadi bumerang. Mbok ya baik-baik gitu," kata Megawati.

Megawati mengatakan, MK awalnya dibentuk untuk menjadi lembaga yang berwibawa. Ketika Megawati menjadi presiden, ia bahkan mencarikan tempat yang cocok untuk MK. "Sampai saya sendiri mencari kantor di ring satu di kawasan Jalan Medan Merdeka Barat untuk MK," kata Megawati.

Megawati menyoroti MK yang tidak bertaji karena memutuskan putusan Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang membuka jalan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden. "Pak Jimly kamu bikin (MK) jadi supaya berwibawa, sekarang mlehe," kata Megawati.

Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023, menetapkan batas usia calon presiden dan wakil presiden, memberikan kesempatan bagi Gibran Rakabuming Raka untuk diusung sebagai calon wakil presiden.

Putusan 90 memperluas makna batas usia capres/cawapres pada Pasal 169 huruf q UU Pemilu dari yang semula minimal 40 tahun menjadi boleh di bawah umur tersebut asalkan pernah/sedang menjabat sebagai kepala daerah dari hasil pemilihan umum, termasuk pilkada. Sebelum ada putusan 90, usia Gibran tak memenuhi syarat pencalonan karena baru 36 tahun per 1 Oktober 2023.

Setelah ada putusan itu, Komisi Pemilihan Umum segera merevisi peraturannya untuk pencalonan Gibran di pilpres 2024. Selanjutnya, Gibran mendampingi Prabowo Subianto pada pilpres 2024. Hasilnya, Prabowo-Gibran memenangkan pilpres mengalahkan dua kandidat lain yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Belakangan Mahkamah Kehormatan MK memutuskan Anwar melanggar kode etik berat. Anwar dianggap melanggar etik karena ikut memutuskan perkara yang membuat ponakannya Gibran Rakabuming Raka dapat memenuhi syarat usia sebagai cawapres yang berdampak pada pencopotan dirinya sebagai Ketua Hakim MK.

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir dalam acara peluncuran buku karya Todung Mulya Lubis. Megawati menyinggung karikatur banteng, yang identik dengan PDIP, dikeroyok beberapa partai politik (parpol).

Hal itu disampaikan Megawati dalam acara peluncuran buku dan diskusi 'Pilpres 2024: Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis' di Hotel Four Seasons, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024). Kepada Todung Mulya Lubis, Megawati menyebut perannya dalam pembentukan sejumlah lembaga negara saat menjabat Presiden ke-5 RI.

"Pak Todung, apa tuh namanya ya, kalau bikin dipakai buat nyerang sendiri? Lha, saya ini jelek-jelek yang bikin MK, yang bikin KPK, yang memisahkan TNI-Polri, terus dipikir itu gampang?" kata Megawati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Megawati heran perannya tersebut seakan berbalik arah. Mega kemudian menyinggung karikatur banteng dikeroyok sejumlah partai politik.

"Susah lho, harus tanya ahli hukum, mesti gimana dan sebagainya dan banyak, BNN, BMKG, supaya tahu, sekarang kan saya bumerang," ungkapnya.

"Lho ada toh, gambar karikatur banteng gitu kan, dikeroyok berapa partai gitu kan, antara ironis saya merasakan, tapi juga bangga, lho sendirian masih keren," ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo, serta anggota DPR Fraksi PDIP Deddy Sitorus, dan mantan hakim MK Maruarar Siahaan.

Simak juga Video Kala Megawati Soroti Pilkada, Sebut Demokrasi Terancam Mati

[Gambas:Video 20detik]

Is your network connection unstable or browser outdated?

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,